Minggu, 15 Juni 2008

Wahana Kampanye Terselubung Telah Dimulai

Wahana Kampanye Terselubung Telah Dimulai May 2, '08 7:48 PM
for everyone

(Sebuah Paradigma Baru Pergeseran Percaturan Dunia
Politik dalam menyongsong pemilihan capres dan
cawapres periode mendatang)

Era demokrasi di negeri ini telah membawa warna baru
dalam percaturan dunia politik. Pemilihan pasangan
calon presiden (capres) dan calon wakil presiden
(cawapres) secara langsung oleh rakyat Indonesia untuk
pertama kalinya telah berjalan sukses dengan
terpilihnya pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Muhammad Jusuf Kalla sebagai pemangku jabatan Presiden
dan Wakil Presiden RI pemerintahan sekarang periode
2004-2009.
Bila berkaca pada fakta, pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung oleh rakyat telah mengubah
paradigma dan image kepartaian menjadi paradigma dan
image individu. Meskipun Seseorang pada awalnya adalah
calon yang diusung oleh suatu partai tertentu, tetapi
dalam proses kelanjutannya ketika sudah menjadi
seorang calon yang siap untuk dipilih rakyat dalam
pemilu, maka citra kepartaian telah tergeser oleh
citra individu seorang calon itu sendiri. Individu
sebagai seorang calon pemimpin rakyat, dan bukan sosok
partai dalam diri seorang calon pemimpin.
Pergeseran inilah yang menjadi acuan akan pentingnya
konsep pemilikan citra positif di mata rakyat. Dan
citra positif di mata rakyat bukanlah perkara mudah
untuk mendapatnya, apalagi di era sekarang ini yang
mana rakyat lebih pandai dan lebih selektif dalam
memberikan dukungannya. Dibutuhkan waktu yang tidak
singkat untuk dapat memiliki citra positif atas
kepercayaan rakyat. Apalagi hal itu menyangkut tokoh
atau partai yang terbilang baru atau tidak baru tetapi
belum memiliki dukungan besar dari rakyat.
Masa pemerintahan sekarang periode 2004-2009 pun
semakin mendekati masa usai. Pintu gerbang pemilihan
capres dan cawapres periode 2009-2014 pun seolah mulai
menggema. Apalagi pemilihan ini akan diikuti oleh
calon-calon baru yang telah mulai mengondisikan diri
baik dalam komponen kepartaian maupun nonkepartaian.

Citra seorang pemimpin sebagai capres dan cawapres pun
menjadi aspek tinjauan yang harus dibangun dan
dipersiapkan. Salah satu wujud terapannya adalah
pelaksanaan kampanye. Semboyan ‘tak kenal maka tak
sayang’ pun kiranya menjadi landasan dan tumpuan
dalam pelaksanaan kampanye.
Kampanye sebagai upaya untuk mempublikasikan atau
memperkenalkan visi, misi, dan program capres atau
cawapres kian penting dilakukan dengan harapan mampu
membawa aura persuasif masyarakat untuk memberikan
dukungan suara.
Beberapa tokoh atau kandidat yang diprediksikan akan
maju sebagai capres atau cawapres periode mendatang
pun mulai melakukan berbagai upaya pendekatan dan
pempublikasian. Langkah pendekatan dan pempublikasian
secara langsung maupun tidak langsung ini pun mengarah
pada konsep kampanye yang terselubung.
Bentuk pelaksanaannya seperti melakukan berbagai
kunjungan, menyalurkan bantuan sebagai wujud
kepedulian, atau pun juga melalui penerbitan iklan di
berbagai media cetak maupun elektronik dengan
menyertakan citra individu sebagai sosok seorang
pemimpin rakyat maupun citra partai sebagai organisasi
politik yang akan mengusung dan mencalonkannya.
Beberapa upaya ini dilakukan dengan mengatasnamakan
wujud kepedulian dan rasa pengabdian agar lebih dekat
dengan rakyat semata, dan bukanlah suatu upaya untuk
menggalang solidaritas dan dukungan rakyat melalui
upaya yang berbau kampanye yang belum pada waktunya
ini. Berbagai upaya pendekatan dan pempublikasian
secara langsung atau tidak langsung inilah yang
ditempuh sebagai sebuah kampanye terselubung.
Namun diakui atau tidak, inilah fakta bahwa wahana
kampanye terselubung mulai dijalankan oleh beberapa
kandidat atau tokoh yang akan maju dalam pemilihan
capres dan cawapres periode mendatang.
Wahana kampanye terselubung ini kian memberikan suatu
kontribusi publikasi yang efektif. Dimana tokoh-tokoh
atau kandidat-kandidat baru dan partai-partai bentukan
baru dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Dan tidak
menutup kemungkinan bahwa kampanye terselubung ini
akan diikuti pula oleh tokoh-tokoh dan partai-partai
yang telah memiliki nama besar untuk lebih menguatkan
citra dan dukungan dari rakyat sebagai salah satu
partisipator dalam pemilihan capres dan cawapres
mendatang.
Akankah beberapa upaya kampanye terselubung ini akan
menuai protes karena terindikasi telah melanggar
peraturan dengan mencuri start masa kampanye? Ataukah
hanya akan menjadi suatu wahana baru dalam percaturan
politik negeri ini dalam menyongsong pemilihan capres
dan cawapres secara langsung oleh rakyat pada periode
mendatang?
Biarlah elit-elit politik yang memulai permainan
(kampanye terselubung) dan mengakhiri permainan
(kampanye terselubung) ini.


Dian Komalasari
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Surabaya
email: dekabagink@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: